Kenapa jadi tiba-tiba pengen bahas ini yak ehehe. karna kejadian beberapa waktu yang lalu bikin aku kzl bgt ! Waktu itu aku jatuh dari motor sendirian, jalanan licin habis ujan, ngantuk sampe merem-melek, lah pas melek ada mobil didepan, rem kanan-kiri, langsung jatoh :( sakit gaes sampe kaki gak bisa gerak. kondisi jalan rame dan jalan raya besar.
Tapi yang lebih sakit adalah.... jeng jeng jeng "gak ada yang langsung nolongin" aku sempet terdiam beberapa saat dan mencoba berdiri sendiri buat angkat motor, karena gak kuat aku jatuh lagi, dan baru ada orang dari pinggir jalan yang mendekat buat bantu. Lumayan susah buat kearah aku karna jalan raya besar dan kendaraan juga rame.
Ada laginih yang lebih sakit, mobil dibelakang klakson-klakson :(
pas aku digendong orang kesamping ku sempat liat mobil yang dibelakang itu ada dua orang yang duduk didepan, ya kalo mau cepet satu orang turun bantuin kek :')
MAAP YAA... entah baperan, perasaan halus, atau emang akunya aja lebay. hari itu ku ngerasa dunia kejam banget yak... emang pada gak punya perasaan napa yang klakson-klakson dibelakang dan lalu lalang 'like a boss' nya padahal dia liat aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi itu :'(
Setelah ku ingat ternyata kejadian yang aku alami itu istilah dalam Psikologi adalah Bystander Effect :(
Istilah ini pertama kali diciptakan oleh Bill
Latane dan John Darley pada tahun 1968, pada studi mereka yang terinspirasi
oleh kasus Kitty Genovese. Bystander Effect, yakni bahwa
kehadiran orang lain pada suatu keadaan darurat mengurangi kemungkinan
seseorang memberikan bantuan. Sedangkan Bystander menurut Sarwono adalah orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian dan mempunyai peran
sangat besar dalam memengaruhi seseorang saat memutuskan antara menolong atau
tidak ketika dihadapkan pada keadaan darurat. Selain faktor 'ketidakmanusiaan
dan apatis', Latane dan Nida menyebutkan tiga proses
psikologi sosial yang terjadi saat sesorang bersama dengan orang lain, sehingga
menghambatnya dalam memberi pertolongan, yaitu :
- Pengaruh sosial (social influence), yaitu
pengaruh dari orang lain yang dijadikan sebagai patokan dalam
menginterpretasi situasi dan mengambil keputusan untuk menolong, seseorang
akan menolong jika orang lain juga menolong;
- Hambatan audiens (audience inhibition), yaitu
merasa dirinya dinilai oleh orang lain dan risiko membuat malu diri
sendiri karena tindakannya menolong yang kurang tepat akan menghambat
orang untuk menolong;
- Penyebaran tanggung jawab (diffusion of responsibility), membuat
tanggung jawab untuk menolong menjadi terbagi karena hadirnya orang lain.
Sebenarnya,
kita udah sadar bahwa seseorang sedang membutuhkan pertolongan. Seperti
melihat orang yang sedang terkena musibah, kelaparan kecelakaan, dirundung,
mengalami kekerasan, dibentak, pelecehan bahkan percobaan pembunuhan. Akan
tetapi terkadang kita masih kurang untuk mengambil tindakan dan beinisiatif
membantu meskipun hanya sekedar menanyakan apa yang sedang terjadi atau
bagaimana keadaannya. Hal ini secara tidak langsung membawa kita menjadi
terlibat dalam tindakan membiarkan. Karena dengan bertindak kita dapat menyelamatkan
hidup orang lain. Setidaknya nyelamatin diriku yang tertimpa motor ini wkwkwkwkw.
But jangan sampai ya kita cuma kepo doang atau budak sosmed doang, ada kejadian habis kecelakaan parah ikutan menepi nanya-nanya, trus foto-foto. ya Ampun kezel banget w. sementang kecelakaannya lebih wow jadi lebih menarik gitu ya.
skip
intinya
"Percaya dengan diri sendiri bahwa kita sebenarnya bisa bantu orang lain, bahkan lebih dari yang kita bayangkan. Bisa jadi kita adalah prantara Tuhan untuk bisa diberi kekuatan membantu orang lain. Sekecil apapun itu sangat berarti, sekedar "Mba, ga papa kan?" itu lumayan meredakan sakit hati seseorang"
"Percaya dengan diri sendiri bahwa kita sebenarnya bisa bantu orang lain, bahkan lebih dari yang kita bayangkan. Bisa jadi kita adalah prantara Tuhan untuk bisa diberi kekuatan membantu orang lain. Sekecil apapun itu sangat berarti, sekedar "Mba, ga papa kan?" itu lumayan meredakan sakit hati seseorang"
Fahmi, A.
B. (2017). Dari Mengabaikan ke Menolong: Tinjauan Studi Bystander-Effect. Jurnal
Ilmiah Penelitian Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris, 3(1),
43-52.
Pradipto,
Y. D., Prayoga, T., & Pea, A. G. (2016). Relationship between bystander
efficacy and decisional balance in case of domestic violence among Jabodetabek
teenagers. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 222,
169-176.
Comments
Post a Comment